Chairil Anwar (1922-1949)

Posted by admin On Sabtu, 08 Oktober 2011 0 komentar
Chairil Anwar (1922-1949) adalah tokoh penyair Indonesia yang terkenal dengan karyanya yang berjudul Aku. Oleh HB Jassin ia dinobatkan sebagai pelopor Angkatan '45 dan puisi modern Indonesia bersama Asrul Sani dan Rivai Apin. Ia terkenal sebagai "Si Binatang Jalang", yang diambil dari salah satu kalimat dalam sajaknya Aku.

Chairil Anwar dilahirkan di Medan pada 26 Juli 1922 sebagai anak tunggal. Ayahnya seorang mantan bupati Kabupaten Indragiri Riau bernama Toeloes. Sedangkan ibunya bernama Saleha. Dia masih punya pertalian keluarga dengan Sutan Sjahrir, tokoh PSI dan Perdana Menteri pertama Indonesia.

Masa kecil ia habiskan di Medan dan mengenyam pendidikan dasar di HIS kemudian di MULO meski tidak sampai selesai. Sejak di HIS ia sudah menampakkan bakatnya sebagai siswa yang cerdas dan berbakat menulis.

Ketika orangtuanya bercerai ia lalu hijrah ke Jakarta dalam usia 19 tahun. Tak lama kemudian ibunya menyusul ke Jakarta. Disanalah ia mulai mengenal dunia sastra. Dia mengisi waktunya dengan membaca karya-karya pengarang internasional ternama, seperti: Rainer M. Rilke, W.H. Auden, Archibald MacLeish, H. Marsman, J. Slaurhoff dan Edgar du Perron. Sebagai orang yang menguasai tiga bahasa (Inggris, Belanda, dan Jerman), ia tidak kesulitan untuk membaca dan memahami semua karya sastra asing yang ia jumpai. Jika sudah membaca buku, maka buku itu akan dibacanya dari malam sampai menjelang pagi. Ia pun banyak menyadur dan menerjemahkan karya-karya sastra dunia itu ke bahasa Indonesia dengan baik.

Chairil mulai terkenal di dunia sastra setelah tulisannya dimuat di majalah Nisan pada 1942. Dia sering terlihat di kantor Pusat Kebudayaan (Keimin Bunka Shidoso), yang didirikan Jepang tahun 1943 di Jakarta, dan diketuai sastrawan Armijn Pane. Di kalangan seniman waktu itu, ia mulai sering disebut-sebut sebagai penyair muda yang memperkenalkan gagasan-gagasan baru di sekitar puisi. Gaya bersajak dan elan vital dalam puisi-puisinya yang bercorak individualistis dan mem-Barat membedakannya dengan kecenderungan puisi-puisi yang dilahirkan generasi sebelumnya.

Dalam kehidupan pribadinya ia sempat berkeluarga, menikah dengan Hapsah Wiraredja pada 6 Agustus 1946. Sayangnya rumah tangga mereka tidak bertahan lama. Akhir 1948 mereka bercerai, dan putri tunggal mereka, Evawani Alissa, dibesarkan Hapsah.

Chairil Anwar meninggal dunia dalam usia muda, pada tanggal 28 April 1949. Ia menderita penyakit TBC sempat diopname selama lima hari di CBZ (sekarang RSCM). Dia dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta.

Karya-karyanya yang diterbitkan:
Deru Campur Debu (1949)
Kerikil Tajam dan Yang Terampas dan Yang Putus (1949)
Tiga Menguak Takdir (1950) (dengan Asrul Sani dan Rivai Apin)
"Aku Ini Binatang Jalang: koleksi sajak 1942-1949", disunting oleh Pamusuk Eneste, kata penutup oleh Sapardi Djoko Damono (1986)
Derai-derai Cemara (1998)
Pulanglah Dia Si Anak Hilang (1948), terjemahan karya Andre Gide
Kena Gempur (1951), terjemahan karya John Steinbeck

Karya-karyanya yang diterbitkan kedalam bahasa asing:
"Sharp gravel, Indonesian poems", oleh Donna M. Dickinson (Berkeley, California, 1960)
"Cuatro poemas indonesios [por] Amir Hamzah, Chairil Anwar, Walujati" (Madrid: Palma de Mallorca, 1962)
Chairil Anwar: Selected Poems oleh Burton Raffel dan Nurdin Salam (New York, New Directions, 1963)
"Only Dust: Three Modern Indonesian Poets", oleh Ulli Beier (Port Moresby [New Guinea]: Papua Pocket Poets, 1969)
The Complete Poetry and Prose of Chairil Anwar, disunting dan diterjemahkan oleh Burton Raffel (Albany, State University of New York Press, 1970)
The Complete Poems of Chairil Anwar, disunting dan diterjemahkan oleh Liaw Yock Fang, dengan bantuan H. B. Jassin (Singapore: University Education Press, 1974)
Feuer und Asche: sämtliche Gedichte, Indonesisch/Deutsch oleh Walter Karwath (Wina: Octopus Verlag, 1978)
The Voice of the Night: Complete Poetry and Prose of Chairil Anwar, oleh Burton Raffel (Athens, Ohio: Ohio University, Center for International Studies, 1993)

0 komentar: