Achdiat Karta Mihardja

Posted by admin On Kamis, 25 Agustus 2011 0 komentar
Achdiat Karta Mihardja lahir di Cibatu, Garut, 6 Maret 1911 dan meninggal di Canberra, Australia, 8 Juli 2010 pada umur 99 tahun. Pendidikannya Ia lalui di AMS (Algemene Middelbare School) bagian A1 (Sastra dan Kebudayaan Timur) di Solo pada 1932 kemudian di Fakultas Sastra dan Filsafat Universitas Indonesia (1948-1950). Ia juga mempelajari ajaran mistik (tarekat) aliran Qadariyah Naqsabandiyah dari Kiyai Abdullah Mubarak yang terkenal juga dengan nama Ajengan Gedebag. Selain itu belajar filsafat pada pater Dr. Jacobs S.J., dosen pada Universitas Indonesia, dalam Filsafat Thomisme.

Ia pernah menjadi anggota redaksi Bintang Timur merangkap redaktur mingguan Peninjauan (bersama Sanusi Pane, Armin Pane, PF Dahler, Dr. Amir dan Dr. Ratulangi). Tahun 1937 menjadi pembantu harian Indie Bode dan Mingguan Tijdbeeld dan Zaterdag, juga sebentar bekerja di Aneta. Tahun 1938 jadi pimpinan redaksi tengah-bulanan Penuntun Kemajuan. Tahun 1941 jadi redaksi Balai Pustaka, sejak saat itu tumbuh minatnya kepada kesusastraan. Tahun 1943 menjadi redaksi dan penyalin di kantor pekabaran radio, Jakarta. Tahun 1946 jadi pimpinan umum mingguan Gelombang Zaman dan setengah mingguan berbahasa Sunda Kemajuan Rakyat. Tahun 1948 kembali jadi redaksi di Balai Pustaka. Tahun 1951 bersama-sama Sutan Takdir Alisjahbana dan Dr. Ir. Sam Udin mewakili PEN Club Indonesia menghadiri Konperensi PEN Club International di Lausanne, Switserland. Saat itu ia juga mengunjungi Negeri Belanda, Inggris, Prancis, Jerman Barat, dan Roma.

Tahun 1952 berkunjung ke Amerika dan Eropa Barat dengan tugas dari Dep. PP&K untuk mempelajari soal-soal pendidikan orang dewasa (termasuk penerbitan bacaan-bacaannya) dan 'university extension courses'. Kesempatan ini digunakan juga untuk mempelajari seni drama di Amerika Serikat. Tahun 1956 selama setahun memperdalam bahasa Inggris serta sastranya di Sydney University dalam rangka Colombo Plan. Tahun 1960 menjabat Kepala Inspeksi Kebudayaan Djakarta Raya dan memberi kuliah pada FS-UI tentang Kesusastraan Indonesia Modern. Tahun 1961 menjabat sebagai Lektor Kepala pada Australian National University di Canberra dan mengajar sastra Indonesia Modern dan bahasa Sunda.

atheis, Achdiat K. Mihardja

Salah satu karya terpenting yang lahir dari tangan Achdiat K. Mihardja adalah novel Atheis, yang diterbitkan tahun 1949. Novel ini mengisahkan kegelisahan manusia dalam mencari pegangan hidup di tengah pergeseran nilai-nilai dalam masyarakat yang terus berubah. Tema tersebut masih relevan dengan kondisi saat ini meski Atheis ditulis puluhan tahun lalu. Novel yang merupakan salah satu puncak karya sastra Indonesia modern ini telah berulang kali dicetak dan diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Novel ini juga diangkat ke film layar lebar dengan judul yang sama tahun 1974.

Berdasarkan novel ini (Atheis) pengarangnya dianugerahi Hadiah Tahunan Pemerintah RI pada tahun 1969. Sebelumnya, pada 1959, kumpulan cerpennya yang diberi judul Keretakan dan Ketegangan mendapat hadiah Sastra Nasional Badan Musyawarah Kebudayaan Nasional (BMKN).

Selain kedua buku tersebut, Karya-karya Achdiat yang lainnya adalah Polemik Kebudayaan (editor, 1948) Bentrokan dalam Asrama (drama, 1952), Kesan dan Kenangan (1960), Debu Cinta Berterbangan (novel, Singapura, 1973), Belitan Nasib (kumpulan cerpen, 1975), Pembunuhan dan Anjing Hitam (kumpulan cerpen, 1975), Pak Dullah in Extrimis (drama, 1977), Si Kabayan, Manusia Lucu (1997), dan Manifesto Khalifatullah (novel, 2006).

0 komentar: