Wu Zetian (Bu Cek Tian) adalah satu-satunya kaisar wanita dalam sejarah Cina. Dia menjadi kaisar pada tahun 690-705 M, pada masa Dinasti Tang. Tetapi masa pemerintahannya dia sebut dengan Dinasti Zhou Kedua.
Menjadi satu-satunya kaisar wanita, sejarahnya penuh kontroversi. Wu Zetian digambarkan sangat ambisius dan penuh intrik, kejam, hingga banyak menyingkirkan para pejabat senior, bahkan konon ia pernah membunuh anaknya sendiri demi melicinkan jalan memperoleh kekuasaan. Sebagai wanita dia juga dianggap tidak bermoral karena menjadi pernah selir dari ayah dan anak.
Meski demikian, ia menjalankan pemerintahan dengan sangat baik. Selama diperintah oleh Wu Zetian Cina menjadi negara yang kuat dan maju, dan ekonominya berkembang. Dia sangat memperhatikan perkembangan pertanian dan mengurangi pemungutan pajak. Selain itu ia sangat menghargai orang yang berbakat untuk menduduki jabatan di pemerintahan, meski berasal dari keluarga biasa. Kaisar perempuan ini juga berusaha meningkatkan posisi kaum wanita.
Wu Zetian lahir pada tahun 624 M. Ayahnya, Wu Shihuo adalah petani yang kemudian menjadi bangsawan. Sebagai anak dari keluarga kaya, sejak kecil Wu Zetian diajarkan menulis, membaca sastra Cina klasik, dan bermain musik. Pada usia 14 tahun, wanita yang cerdas dan cantik ini diundang ke istana raja untuk menjadi selir kaisar Li Shimin dengan gelar Cairen, sebuah gelar selir tingkat kelima pada masa dinasti Tang.
Pada tahun 149 kaisar Li Shimin wafat, dan Wu Zetian dan selir lainnya dikirim ke kuil untuk menjadi biarawati. Tetapi tiga tahun kemudian, kaisar Li Zhi, putra Kaisar Li Shimin, memanggilnya kembali ke istana untuk menjadi selir. Demi memperoleh kedudukan yang lebih tinggi Wu Zetian menyingkirkan semua penghalang hingga akhirnya menjadi permaisuri pada tahun 655. Nyonya Xiao Shu, seorang selir kesayangan kaisar, menjadi salah satu korban dari ambisi Wu Zetian.
Setelah menjadi permaisuri Wu Zetian mempersiapkan diri menjadi penguasa wanita. Dia membantu mengelola administrasi negara dan menguatkan pengaruh dan kekuasaanya dengan membersihkan semua orang yang menjadi penghalang. Pada 660 kaisar jatuh sakit dan penglihatannya menjadi lemah hingga urusan negara diatur oleh Wu Zetian.
Pada 683 kaisar Li Zhi meninggal dunia. Kedua putranya secara berurutan naik tahta, meski yang benar-benar menguasai pemerintahan adalah ibunya. Ketika itu banyak terjadi pemberontakan untuk menggulingkan Wu Zetian, namun semuanya dapat ditumpas. Khawatir akan adanya pemberontakan lagi, Wu mulai membersihkan pemerintahannya dari para pejabat korup.
Akhirnya pada 690, Wu Zetian menurunkan kaisar dan memproklamirkan dirinya menjadi kaisar dalam usia 67 tahun dan merubah nama dinasti menjadi dinasti Zhou. Selama 15 tahun memerintah, Wu Zetian membawa kemakmuran dan kedamaian bagi rakyat. Melalui program pertanian rakyat dapat menikmati hasil panen yang melimpah. Ia juga membuat sistem ujian kerajaan bagi rakyat untuk mencari orang-orang berbakat. Selain itu para dayang istana diperintahkan untuk belajar membaca dan menulis.
Pada tahun 705 Wu Zetian menderita sakit parah. Ketika sakit ia ditekan untuk menyerahkan tahta kepada Li Xian, putra ketiganya. Kemudian Wu Zetian diasingkan ke Istana Shangyang sampai meninggalnya pada usia 82 tahun.
Menjadi satu-satunya kaisar wanita, sejarahnya penuh kontroversi. Wu Zetian digambarkan sangat ambisius dan penuh intrik, kejam, hingga banyak menyingkirkan para pejabat senior, bahkan konon ia pernah membunuh anaknya sendiri demi melicinkan jalan memperoleh kekuasaan. Sebagai wanita dia juga dianggap tidak bermoral karena menjadi pernah selir dari ayah dan anak.
Meski demikian, ia menjalankan pemerintahan dengan sangat baik. Selama diperintah oleh Wu Zetian Cina menjadi negara yang kuat dan maju, dan ekonominya berkembang. Dia sangat memperhatikan perkembangan pertanian dan mengurangi pemungutan pajak. Selain itu ia sangat menghargai orang yang berbakat untuk menduduki jabatan di pemerintahan, meski berasal dari keluarga biasa. Kaisar perempuan ini juga berusaha meningkatkan posisi kaum wanita.
Wu Zetian lahir pada tahun 624 M. Ayahnya, Wu Shihuo adalah petani yang kemudian menjadi bangsawan. Sebagai anak dari keluarga kaya, sejak kecil Wu Zetian diajarkan menulis, membaca sastra Cina klasik, dan bermain musik. Pada usia 14 tahun, wanita yang cerdas dan cantik ini diundang ke istana raja untuk menjadi selir kaisar Li Shimin dengan gelar Cairen, sebuah gelar selir tingkat kelima pada masa dinasti Tang.
Pada tahun 149 kaisar Li Shimin wafat, dan Wu Zetian dan selir lainnya dikirim ke kuil untuk menjadi biarawati. Tetapi tiga tahun kemudian, kaisar Li Zhi, putra Kaisar Li Shimin, memanggilnya kembali ke istana untuk menjadi selir. Demi memperoleh kedudukan yang lebih tinggi Wu Zetian menyingkirkan semua penghalang hingga akhirnya menjadi permaisuri pada tahun 655. Nyonya Xiao Shu, seorang selir kesayangan kaisar, menjadi salah satu korban dari ambisi Wu Zetian.
Setelah menjadi permaisuri Wu Zetian mempersiapkan diri menjadi penguasa wanita. Dia membantu mengelola administrasi negara dan menguatkan pengaruh dan kekuasaanya dengan membersihkan semua orang yang menjadi penghalang. Pada 660 kaisar jatuh sakit dan penglihatannya menjadi lemah hingga urusan negara diatur oleh Wu Zetian.
Pada 683 kaisar Li Zhi meninggal dunia. Kedua putranya secara berurutan naik tahta, meski yang benar-benar menguasai pemerintahan adalah ibunya. Ketika itu banyak terjadi pemberontakan untuk menggulingkan Wu Zetian, namun semuanya dapat ditumpas. Khawatir akan adanya pemberontakan lagi, Wu mulai membersihkan pemerintahannya dari para pejabat korup.
Akhirnya pada 690, Wu Zetian menurunkan kaisar dan memproklamirkan dirinya menjadi kaisar dalam usia 67 tahun dan merubah nama dinasti menjadi dinasti Zhou. Selama 15 tahun memerintah, Wu Zetian membawa kemakmuran dan kedamaian bagi rakyat. Melalui program pertanian rakyat dapat menikmati hasil panen yang melimpah. Ia juga membuat sistem ujian kerajaan bagi rakyat untuk mencari orang-orang berbakat. Selain itu para dayang istana diperintahkan untuk belajar membaca dan menulis.
Pada tahun 705 Wu Zetian menderita sakit parah. Ketika sakit ia ditekan untuk menyerahkan tahta kepada Li Xian, putra ketiganya. Kemudian Wu Zetian diasingkan ke Istana Shangyang sampai meninggalnya pada usia 82 tahun.
0 komentar:
Posting Komentar