Abu Ali Husein bin Abdullah bin Sina atau lebih dikenal dengan nama Ibnu Sina (980-1037), dan di dunia Barat dikenal dengan nama Avicenna, memiliki jasa yang sangat besar dalam ilmu kedokteran dan filsafat. Salah satu karyanya yang berjudul Qanun fi Thib menjadi rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad.
Ibnu Sina lahir pada bulan Safar tahun 370 H, bertepatan dengan bulan Agustus 980 M di Afshana, sebuah tempat dekat Bukhara. Ia tumbuh menjadi anak yang cerdas, dan kepintarannya menakjubkan banyak orang. Sejak berusia 10 tahun ia sudah hafal al-Quran dan mempelajari ilmu-ilmu Islam. Di rumahnya ia belajar pada seorang alim yang bernama Abdullah Natila.
Tak puas dengan itu, iapun belajar ilmu-ilmu lain. Dengan kecerdasan otaknya ia mendalami ilmu alam, logika, dan metafisika. Tidak hanya itu, ia juga belajar ilmu kedokteran pada seorang guru beragama Kristen bernama Isa bin Yahya. Sejak sebelum berusia 16-17 tahun kemahirannya dalam ilmu kedokteran sudah banyak dikenal orang, bahkan lebih terkenal dari gurunya sendiri.
Suatu saat amir Bukhara saat yang bernama Nuh bin Mansur sakit keras dan tidak ada satupun dokter yang dapat mengobatinya. Maka dipanggillah Ibnu Sina, yang masih berusia 17 tahun. Ternyata Ibnu Sina dapat mengobati Nuh bin Mansur hingga sembuh hingga membuat dokter-dokter lain kagum.
Sebagai bentuk terima kasih Nuh bin Mansur memberikan kebebasan kepada Ibnu Sina untuk menggunakan perpustakaannya yang sangat lengkap. Disinilah secara otodidak Ibnu Sina memperdalam ilmunya dan mendapat buku-buku yang ia inginkan. Bahkan ia banyak menemukan buku yang belum pernah ia ketahui namanya. Ketika perpustakaan tersebut terbakar, Ibnu Sina pernah difitnah bahwa dia yang sengaja membakarnya agar orang lain tidak dapat mempelajari buku-buku yang ada disana hingga dapat menjadi sepintar dia.
Sebagai seorang ilmuwan semasa hidupnya Ibnu Sina sudah melahirkan ratusan buku dari berbagai bidang, terutama filsafat dan kedokteran yang menjadi keahliannya. Diantaranya adalah Kitab Asy-Syifa yang terdiri dari 19 jilid besar. Buah karyanya ini berisi tentang berbagai informasi tentang kesehatan dan teknik-teknik pengobatan.
Ibnu Sina juga berjasa memperkenalkan kebudayaan Yunani di Eropa. Menurut Roger Bacon, seorang filosof Barat di Abad pertengahan, Ibnu Sina dan ilmuwan Islam lainnya yang membangkitkan kembali filsafat Aristoteles hingga dikenal kembali dan berpengaruh di Eropa.
Ibnu Sina meninggal pada tahun 1037 M / 428 H dalam usia 57 tahun.
0 komentar:
Posting Komentar