Utut Adianto

Posted by admin On Kamis, 17 November 2011 0 komentar
GM Utut Adianto Wahyuwidayat, saat ini menjadi anggota Komisi X DPR RI dari PDI Perjuangan, dikenal sebagai pecatur terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Segudang prestasi pernah ia torehkan, antara lain pernah menjuarai turnamen besar di Amerika Serikat yaitu di San Fransisco tahun 1987, New York Open tahun 1993, dan North American Open tahun 2000. Ia juga pernah menjuarai turnamen besar di Eropa, yaitu Liechtenstein Open tahun 1993, Biel Open tahun 1994, serta Biel Rapid Open tahun 1997 dan 1998.

Pecatur berjuluk Iron Determination ini juga pernah meraih medali emas papan satu di Olimpiade Catur di Istanbul pada tahun 2000. Sebelumnya di Olimpiade Dubai tahun 1986 ia hanya meraih medali perak papan tiga.

Utut merupakan anak keempat dari lima bersaudara, lahir di Jakarta, 16 Maret 1965. Ayahandanya seorang pegawai negeri, dan ibundanya ibu rumah tangga. Ia melewatkan masa kecilnya di Gang Damai, dekat Pasar Cipete, Jakarta Selatan. Sejak berusia enam tahun sudah mengenal catur dan ketika berusia 8 tahun Utut mulai latihan di klub catur Kencana Chess Club. Di tahun itu pula, untuk pertama kali Utut ikut kejuaraan catur yunior se-DKI Jakarta di bawah usia 20 tahun.

Ia giat berlatih, apalagi ketika ayahnya, Ngatidjo Adiprabowo, menghadiahinya buku tulisan Bobby Fischer berjudul My 60 Memorable Games. Maka sejak kecil ia sudah meraih banyak prestasi. Ia merebut posisi Juara Junior Jakarta pada tahun 1978 ketika berusia 13 tahun, juara Junior Nasional tahun 1979, Juara II Kejuaraan Dunia (di bawah usia 16 tahun) di Puerto Rico.

Pada 1982, Utut meraih gelar Master Nasional dan setahun kemudian ia menyandang FIDE Master. Gelar Master Internasional ia dapat pada 1985 dan gelar Grand Master pada tahun berikutnya. Saat itu ia meraih gelar GM di usia termuda di Indonesia, 21 tahun sebelum rekornya dipecahkan oleh Susanto Megaranto yang menjadi GM pada usia 17 tahun.

Utut pernah kuliah di Universitas Padjadjaran jurusan Hubungan Internasional. Saat itu ia bimbang antara memilih catur sebagai profesi atau melanjutkan kuliahnya. Namun akhimya Utut menyelesaikan kuliahnya pada 1989 dan setelah itu ia bekerja di salah satu perusahaan pengembang terkemuka.

Sejak itu elo ratingnya turun dari 2.525 menjadi 2.470. Maka ia memutuskan untuk mengundurkan diri dari perusahaan tempatnya bekerja dan memilih menjadi pecatur profesional. Apalagi Tri Hatmanti, istrinya, ikut mendukung keputusannya dan mertuanya pun tidak keberatan mempunyai menantu seorang pecatur.

Berbagai turnamen catur baik nasional dan internasional ia ikuti dan sudah puluhan kali mewakili tim nasional Indonesia bertanding. Pada 1995 Utut mencapai puncak karir dengan mendapatkan Elo 2.615 dan menyandang gelar Super Grand Master dan kehidupan ekonominya pun semakin baik.

Tidak hanya menjadi pemain, iapun menjadi pelatih catur dan bersama dengan Machnan R. Kamaluddin, Ir. Eka Putra Wirya dan Kristianus Liem, ia mendirikan Sekolah Catur Utut Adianto pada 1 Juli 1993. Dari sekolah catur ini lahir beberapa pecatur nasional.


0 komentar: